Untuk Sebuah Nama
Untuk sebuah nama,
Sekian purnama
saya menantikan yang aksidental dalam irama takdir
Saya melihat
samudera di dalam diri anda
Api biru yang
menyala-yala di kedua bola mata anda
Di antara
kebodohan yang serba tergesa-gesa
saya memendam rasa
yang amat hebat pada anda
Rasa yang tak
berwajah kata namun padat harapan
Rasa yang diliputi malu, kadang cemburu tak bertuan
Rasa rindu kadang tiba secepat cahaya,
kadang seperti gemuruh saat terang cuaca
dan terkadang seperti bom waktu yang harus saya hadapi bagaimanapun aralnya
Menghalau kedatangannya adalah sama halnya menepis anugerah,
semacam mustahil, mecegah terbitnya fajar pagi
Rasa ini sederhana namun sentimental,
sukar sekali orang dapat mengerti,lebih-lebih pahami
Terkadang meletup-letup seperti kembang api,
kadang pula serupa nyanyian-nyanyian orang mati
Selama rasa yang teramat hebat ini tak menjelma ungkapan-ungkapan,
selama itu pula ia tak
mengganggu, berlalu-lalang, bahkan menyentuh pikiran anda
Mata, senyum dan perangai anda adalah neraka
penuh siksaan pada lembah imaji di kepala saya
Dan apabila prosa
cinta antara saya dan anda tidak dapat lagi dihindari,
maka izinkan saya
mengambil bagian kebahagiaan darinya
Komentar