Gerakan Kader PMII Rayon FTIK Komisariat IAIN Jember di Tahun “POLITIK”

Sejak pada tanggal 17 April 1960, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Dewasa ini PMII tumbuh dan berkembang menunjukkan eksistensi melalui berbagai kegiatan yang positif dan melibatkan khalayak umum. Kegiatan seperti pelatihan-pelatihan terhadap kader, seminar, diskusi publik, dan jejak pendapat semuanya hampir dilaksanakan oleh Pengurus Rayon Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Jember. Berbagai kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan bekal kepada kader tentang pentingnya berbagai disiplin keilmuan dan pengetahuan serta pembelajaran tentang pengambilan solusi permasalahan. Adapun tema aktual yang diambil antara lain berkenaan isu KKN, pembelaan kaum mustad’afin, pelanggaran HAM, isu perempuan, penyalahgunaan wewenang, penyelewengan dana, kebijakan pemerintah, dan lainnya. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah setiap kegiatan hendaknya mampu di follow up dengan baik, jadi kegiatan tidak hanya formalitas belaka, apalagi hanya mengejar pelaksanaan proker. Sesuai bunyi pasal 4 AD/ART PMII bahwa tujuan PMII adalah “terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, serta cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”. Demikian luhur dan agung tujuan dan cita-cita organisasi PMII, namun tujuan berat PMII sangat mustahil tercapai bila tidak diimbangi oleh kualitas individu yang handal dan matang. Sebuah ironi ketika seorang individu harus memperjuangkan suatu hal yang besar dan berat, ketika belum memiliki bekal analisis dan identitas diri yang tepat, apalagi bagi kader-kader pemula. Hal tersebut yang mungkin dapat penulis rasakan dari kader-kader PMII Rayon FTIK, meski tidak secara keseluruhan demikian, namun di hari ini banyak kader-kader PMII yang lebih menyukai terjun ke ranah politik, khususnya bagi kader-kader pemula yang sekarang kurang-lebih sudah memasuki usia ke-6 bulan selepas MAPABA (masa Penerimaan Anggota Baru). Seharusnya bagi kader yang sudah dikatakan senior atau Pengurus Rayon, mampu mengarahkan kader-kader yang masih pemula utamanya untuk tidak bergelut dalam ranah politik terlebih dahulu. Namu seharusnya asupan literasi serta pengembangan wawasanlah yang mula-mula harus diberikan atau ditanamkan kepada seorang kader pemula. Di hari ini karena memang bertepatan dengan hangatnya “tahun politik”, perbincangan berbau politik, khususnya politik-politik praktis sering penulis dengar. Tak peduli di warung kopi yang wajarnya hanya sekedar tempat nongkrong, rayon, kampus, bahkan dikalangan masyarakat. Yang lebih tragis ketika seorang kader-kader pemula, terjun kedalamnya dan mengambil tupoksi dalam ranah politik. Kekhawatiran akan minimnya potensi yang seharusnya mulai dipupuk sejak awal, selepas pembaitan di MAPABA. Penekanan terhadap nalisis sosial (Ansos) yang selalu diserukan, namum dalam analisis diri (Andir) kerap kali terlewatkan bahkan dilupakan. Tak ada larangan bagi kader PMII untuk menggeluti “dunia politik” namun alangkah lebih baik, pemberian asupan keintelektualanlah ataupun kesadaran pentingnya basis pengetahuan yang seharusnya dimiliki kader PMII, khususnya untuk kader-kader pemula dari senior-senior dan pengurus Rayon itu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkunjung Kerumah Iyung

Di Suatu Kota, Aku Terbakar Sendirian

Dengarlah