Mulai-lah
Pancaroba bertiup membisik gamang Mengurai hidup nasib anak manusia Selalu saja, isi kepala tak lebih besar dari mulutnya Menyalahkan apapun, tanpa pernah mengarahkan telunjuk kedalam dirinya sendiri Busa di mulut, kabut di pandang Menipu nuraninya sendiri Badai hidup, balada jiwa Menyibak ingatan, menyulam kedegilan, Menjahit luka, menjelma tanda peringatan, Katanya, Berhentilah menyalahkan angin, Belajarlah menari dalam badai