Untuk Sebuah Nama
Untuk sebuah nama, Sekian purnama saya menantikan yang aksidental dalam irama takdir Saya melihat samudera di dalam diri anda Api biru yang menyala-yala di kedua bola mata anda Di antara kebodohan yang serba tergesa-gesa saya memendam rasa yang amat hebat pada anda Rasa yang tak berwajah kata namun padat harapan Rasa yang diliputi malu, kadang cemburu tak bertuan Rasa rindu kadang tiba secepat cahaya, kadang seperti gemuruh saat terang cuaca dan terkadang seperti bom waktu yang harus saya hadapi bagaimanapun aralnya Menghalau kedatangannya adalah sama halnya menepis anugerah, semacam mustahil, mecegah terbitnya fajar pagi Rasa ini sederhana namun sentimental, sukar sekali orang dapat mengerti,lebih-lebih pahami Terkadang meletup-letup seperti kembang api, kadang pula serupa nyanyian-nyanyian orang mati Selama rasa yang teramat hebat ini tak menjelma ungkapan-ungkapan, selama itu pula ia tak mengganggu, berlalu-lalang, bahkan menyentuh pikiran anda Mata, se